Clay Dondokambey Arungi Lautan, Demi Warga Pulau
Nain Dan Mantehage Wori.
===========
Kerja dan melayani. Walaupun melewati lautan,
dengan gempuran gelombang laut silih berganti, tiupan angin kencang, tak
menyurut semangat, tekad dan kemauan Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Minahasa
Utara Clay June Dondokambey SSTP MAP mengunjungi warga kepulauan, Rabu 28
Oktober 2020.
Berangkat dari Pelabuhan Desa Wori Kecamatan Wori
Pukul 09:00 Wita, Dondokambey bersama staf berlayar menuju Desa Nain, dan Desa
Nain Satu di Pulau Nain. Saat hendak berangkat, kapal kayu yang disediakan
Camat Wori untuk Dondokambey dan tim, kandas, tak bisa berlayar. Karena saat
itu, air laut surut.
Kapal tak bisa berlayar. Kapal kandas. Dondokambey
dan staf tak menyerah dan tak patah semangat.
Nahkoda dan Anak Buah Kapal (ABK), Kapolsek Wori
dan Danramil Wori turun ke air, setinggi paha orang dewasa, mereka mendorong
kapal agar supaya bisa bergeser ke air agak dalam. Sia-sia, kapal tak bergerak.
Dibantu tarik para staf, Kapolsek Wori, Danramil, masyarakat Wori dari atas
jembatan tambatan perahu pun gagal. Kapal tak bisa berlayar.
Kapal fiber yang digunakan SDM Program Keluarga
Harapan (PKH) Kementerian Sosial RI, yang sempat kandas, tapi akhirnya bisa
berlayar. Namun rombongan Pjs Bupati masih terdiam di dermaga Wori. Tak ada
kapal.
Panas terik matahari, mulai membakar kulit
Dondokambey dan squad. Mereka mulai kepanasan dan keringat mulai membasahi
tubuh.
Camat Wori Edward Tamamilang bergerak. Tamamilang
langsung menelpon nahkoda kapal fiber, untuk balik ke dermaga Wori. Kapal fiber
pun balik haluan menjemput Dondokambey.
Kapal fiber tak bisa sandar di dermaga, air laut makin surut. Dondokambey harus naik perahu kecil dulu, untuk menuju kapal fiber dan pindah dikapal itu.
Untung saat itu, ada perahu masyarakat Desa Nain
hendak pulang dari Desa Wori lewat. Dipanggilah ke dermaga, untuk membawa Clay
di Kapal Fiber. Perahu kecil itu, hanya dengan mesin tempel dan tak ada
peyeimbang kiri kanan 'sema-sema'. Di perahu motor tanpa sema-sema itu, hanya
dibolehkan 8 orang saja. Dondokambey bersama 7 staf naik.
Pukul 10:00 Wita, Dondokambey pindah ke kapal fiber
dan akhirnya berangkat ke Desa Nain Pulau Nain, dengan gempuran gelombang laut
yang bergelombang.
Sekitar pukul 11:00 Wita, Dondokambey dan tim, tiba
di perairan pulau Nain. Kapal fiber pun tak bisa mendekat desa Nain, karena
saat itu surut.
Tunggulah 10 menit. Pada saat itu, ada perahu warga
Nain lewat. Menumpang tendreng lagi. Dondokambey bersama 7 staf pindah lagi
diperahu melayan, menuju desa Nain.Staf yang lain, menumpang di perahu lain
yang juga tak pakai 'sema-sema'.
Clay duduk kedua dari depan. Perahu itu, sering
miriing ke kiri dan ke kanan. Tertawa, teriak, tegang saat peperahu mengarungi
laut Nain yang dalam. "Enjoy dan tenang saja bro," kata Clay.
15 menit di atas perahu itu, Dondokambey tiba di
dermaga kecil Desa Nain dan disambut hangat warga Desa Nain. "Hidup ini
hanya kemurahan Tuhan. Puji Tuhan, anugerah Tuhan membawa kita tiba dengan
selamat di tempat ini," kata Clay.
Squad Dondokambey terdiri, Sekretaris Badan
Pengelolah Perijinan Terpadu Satu Pintu Richard Jusuf Hendrik Dondokambey SSTP
MA, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Frederik Tulengkey SH, Kabag Umum
Asriyadi Lalompoh SSTP MM, Protokol dan Komunikasi Pimpinan Novel. E. Najoan, S.Sos, Camat Wori Edward Tamamilang SE, Ajudan bupati
Brigadir Daniel Supit dan Billy Wowiling Serta Marten Boyoh.
Usai kegiatan di Desa Nain, Dondokambey dan staf,
bergeser ke Desa Nain 1 dengan jalan kaki. Di Nain 1, Clay bertemu dengan
perangkat desa dan masyarskat. Berdialog dan berdialog.
Pukul 14:00Wita. Clay dan tim beranjak ke Pulau
Mantehage dengan menggunakan perahu kayu. Dalan perjalanan, tiupan angin timur
membuat laut bergelombang, penumpang kapal langsung diam, diam dan diam.
Dondokambey dan staf serta Kapolsek, Danramil, Camat, Babinsa dan
Babinkamtibmas pulau Nain dan Mantehage, semuanya diam. Laut pun bergelombang
sampai Desa Tinongko Mantehage.
Setelah sampai, Dondokambey disambut meriah warga
Pulau Mantehage. Di Mantehage Tiga Tinongko, melakukan berbagai kegiatan
bersama masyarakat. Pukul 17:30 Wita, rombongan beranjak dari dermaga desa
Tinongko menuju dermaga Wori. 1 jam perjalanan, dengan gelombang tiada putus
karena tiupan angin timur. Pukul 18: 30 Wita, tibalah di dermaga Wori dengan
selamat. Aman Sayang Aman .(*)
Penulis : Orang Tenga Minahasa Selatan.